Skip to main content

Setting White Balance (WB), Bukan Soal Benar Salah tapi Suasana Yang Ingin Diciptakan

White Balance (WB) adalah elemen sangat penting dalam dunia fotografi digital. Pada pengaturan White Balance kita dapat menentukan warna yang sesuai dengan keinginan. Penggunaan White Balance menjadi sangat penting jika kita terjun dalam fotografi produk yang dijual secara online. Karena yang kita jual pada dasarnya adalah foto digital. Misalnya Anda memotret baju/ jilbab/ asesoris yang memiliki kecenderungan warna yang beragam, jika kita tak menyadari, pembeli bisa jadi akan menyampaikan komplan karena warna tak sesuai.  Sepatu putih karena salah pengaturan menjadi agak coklat. Biru tosca berubah jadi biru muda misalnya. Nah, WB akan meminimalisir kemungkinan ini.




Di era digital, setting white balance ditentukan sebelum memotret atau bisa juga setelah memotret kalau memakai format RAW. Pemilihan bukan masalah benar atau salah, tetapi masalah “Kita mau jadinya seperti apa”.  Kalau kita ingin warna di foto kita seperti yang dilihat mata maka WB harus tepat.

Namun, untuk beberapa suasana yang ingin dibentuk, salah WB / settingan meleset kadang malah menghasilkan foto unik dan menarik. Misalnya memotret sungai di Pagi Hari akan semakin sejuk jika kita setting agak kekuningan untuk menambah kesan hangat.

Untuk mendapatkan WB yang tepat, kita harus tahu persis suhu warna yang ada di area pemotretan. Suhu warna di studio mudah diduga sebab lampu-lampu yang digunakan jelas spesifikasinya. Dengan demikian satu variable yang tepat judah didapatkan.

Tetapi pada pemotretan seperti fotografi interior, suhu warna yang ada sulit ditentukan karena banyak sumber cahaya acak. Setting tepat sulit didapatkan. Padahal pada fotografi interior akurasi diperlukan untuk mendapatkan akurasi warna rancangan interior. Untuk itu kita harus menentukan daerah mana yang tepat. Di situ kita melakukan custom dengan menempatkan sebuah tolok ukur. Tolok ukur bisa berupa kertas abu-abu atau putih. Usai pemotretan, akurasi dilakukan dengan mengkoreksi sang tolok ukur agar seperti warna aslinya (dengan begitu bagian selain tolok ukur akan menyesuaikan).
gambar: digitalcamera.com

  • Auto – kamera akan menebak temperatur warna berdasar program yang ditanam dari sononya oleh pembuat kamera. Anda bisa menggunakannya pada kebanyakan situasi, namun tidak disetiap situasi (misal: memotret saat sunset/sunrise)
  • Tungsten – disimbolkan dengan ikon bohlam. Karena itu cocok digunakan saat anda memotret di ruangan dengan sumber cahaya bohlam.
  • Fluorescent – disimbolkan dengan ikon lampu neon, gunakan saat memotret di ruangan dengan pencahayaan lampu neon.
  • Daylight – biasanya dengan simbol matahari, gunakan saat berada di bawah sinar matahari
  • Cloudy – disimbolkan dengan awan, gunakan saat memotret di cuaca mendung
  • Flash – simbolnya kilat, jika anda menggunakan lampu flash (strobe) gunakan preset ini.
  • Shade – biasanya simbolnya rumah atau pohon, gunakan saat memotret dalam rumah (siang hari) atau anda berada di daerah bayangan – bukan sinar matahari langsung.

Tabel berikut bisa menjadi panduan singkat mengenai standart atau patokan kelvin


Bagaimana cara mengesetnya/ settingnya?

Gunakan kertas putih sebagai dasar/ patokan, taruh di depan dengan metering yang tepat jangan terlalu gelap (under exposure) atau jangan terlalu terang (over exposure), kemudian...

Pada Kamera Canon
  1. Tekan tombol Menu, geser ke tab kedua Shooting Menu. Scroll ke kebawah ke posisi Custom White Balance, lalu tekan tombol Set.
  2. akan muncul Use WB data from this image for custom WB . Pilih OK.


Untuk kamera Nikon
  1. Pilih Preset Manual dari menu White Balance.
  2. Pilih Use Photo
  3. Akan muncul foto terbaru yang sudah anda ambil diatas, pilih Select Image
  4. Tekan OK untuk menggunakan foto tersebut.
Selamat mencoba dan selamat mengeksploasi Kamera Anda.

Comments

Popular posts from this blog

10 Inspirasi Watermark Logo Untuk Fotografer (Bisa Diedit)

Watermark atau tanda air bagi seorang fotografer meskipun bukan yang utama namun cukup penting juga untuk dibuat agar menarik. Mengapa? watermark foto selain menunjukkan karakter fotografer itu sendiri juga merupakan identitas kepemilikan foto sekaligus promosi gratis. Namun jika Anda salah memilihnya, justru bukan mempercantik foto Anda tapi malah norak/ mengurangi estetika foto Anda. Beberapa tokoh menggunakan watermark secara berbeda beda. Namun, jika dikelompokkan rata-rata menggunakan beberapa identitas berikut. Nama "Keren", nama yang dikenal orang biasanya bukan nama Asli atau nama lengkap. Kadang juga julukan. Logo dan nama. Biasanya logo khas vector yang berhubungan dengan alat alat fotografi. Inisial. Singkatan nama atau  kombinasi huruf huruf dan atau angka favorit. Nama website pemilik foto. Agar mudah dihubungi sekalian promosi Nama studio yang menaunginya atau miliknya sendiri beserta nomer kontak. Promosi juga Namun perlu diingat. Meletakkan wat

Mudah Memahami Segitiga Exposure (Kombinasi Aperture, ISO dan Shutter Speed)

Segitiga Exposure atau segitiga emas dalam fotografi adalah kunci dari mendapatkan foto yang ideal. Begitu juga kalau Anda ingin mendapatkan hasil yang esploratif atau rada mainstream tentu saja pengetahuan tentang segitiga exposure ini mutlak dipahami. Di era kamera modern, sudah disediakan mode AUTO dimana kamera akan mendeteksi sendiri kondisi cahaya dan objek yang ada didepan, lalu kamera akan memutuskan bagaimana settingan exposurenya. Namun, apakah pasti tepat sesuai dengan keinginan? bisa iya bisa tidak. Karena bagaimanapun kamera memiliki sensor elektronik dan tidak memiliki sensor perasaan...hehehe Nah, biar mudah belajarnya setting kamera Anda pada mode Manual ya...atau M. . Kembali ke segitiga exposure. Saya pakai istilah Aperture, ISO, dan Speed saja ya..biar mudah. APERTURE (F) Aperture adalah bukaan lensa kamera  yang mengijinkan seberapa banyak cahaya masuk.  Bila Aperture besar, akan banyak cahaya yang masuk dibandingkan dengan bukaan kecil.  Ape